Dua kapal perang Republik Indonesia yang berada di bawah kendali Komando Armada I TNI Angkatan Laut, yakni KRI Bung Karno-369 dan KRI Kerambit-627 merampungkan rangkaian latihan bersama dengan Angkatan Laut Singapura (RSN) di Laut Natuna, Kepulauan Riau.
Kepala Dinas Penerangan (Kadispen) Komando Armada I TNI AL Kolonel Laut (P) Yoni Nova Kusumawan saat dihubungi dari Sebatik, Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara, Jumat, menjelaskan rangkaian latihan yang dinamakan Latma Joint Ex itu berlangsung selama 2 hari pada 14–15 Agustus 2024.
“KRI Bung Karno-369 dan KRI Kerambit-627 melaksanakan serangkaian latihan dengan RSS Formidable dan RSS Valiant. Saat di daerah latihan, keempat kapal tersebut melaksanakan latihan penembakan di Laut Natuna dan melakukan berbagai latihan,” kata Kadispen Koarmada I.
Beberapa materi latihan yang diikuti empat kapal perang Indonesia dan Singapura itu mencakup persiapan menembak range clearance, prep missile exercise, missile exercise, penembakan senjata (GunnEx), pengiriman barang antarkapal (pax transfer), sailing pass, dan latihan penanggulangan kebakaran (PEK).
“Selain itu, keempat kapal melakukan patroli sektor, peran pemeriksaan, dan penggeledahan, serta peran jangkar,” ujar Kadispen Koarmada I.
KRI Bung Karno, yang mengikuti rangkaian Latma Joint Ex, merupakan korvet pertama yang dibuat di dalam negeri, yaitu di galangan kapal PT PAL di Surabaya, Jawa Timur. Kapal itu resmi memperkuat TNI Angkatan Laut sejak Juni 2023.
Latma Joint Ex merupakan latihan bersama ketiga antara TNI Angkatan Laut dan Angkatan Laut Singapura setelah latihan perang ranjau dalam Latma Joint Minex Pandu di perairan sekitar Kepulauan Riau pada Mei 2024, dan Patroli Terkoordinasi (Patkor) Indonesia-Singapura (Indosin) 24 pada Juli 2024.
Dalam latihan perang ranjau, TNI AL mengerahkan dua kapal pemburu ranjau, yaitu KRI Pulau Fani-731 dan KRI Pulau Fanildo-732, sementara Angkatan Laut Singapura mengerahkan juga dua kapal pemburu ranjau RSS Punggol dan RSS Bedok.
TNI AL juga mengerahkan pasukan dari Satuan Komando Pasukan Katak (Satkopaska) Armada II dan penyelam dari Dinas Penyelamatan Bawah Air (Dislambair) Armada II, sementara Singapura mengerahkan unit penyelam (NDU) dari Angkatan Laut-nya.
Indonesia dan Singapura berbagi wilayah perairan di Selat Singapura. Selat itu yang berada di utara Pulau Batam merupakan perairan sibuk yang terhubung dengan Selat Malaka.